BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masalah
Mata pelajaran
matematika adalah mata pelajaran yang isi muatannya berkaitan dengan hitung
menghitung. Keadaan ini menuntut setiap orang baik itu anak-anak ataupun dewasa
hingga tua sekalipun harus teliti dalam berhitung. Tujuannya adalah agar tidak
terjadi kesalahan dalam proses menghitung yang berakibat fatal.
Orang yang mahir
matematika bukan berarti karena kebetulan. Untuk menguasai materi matematika di
syaratkan mengetahui dan menguasai kajian dasarnya. Dalam matematika ada
bilangan irasional. Oleh karena itu untuk mengetahui tentang bilangan irasional,
dalam makalah ini di cantumkan uraian singkat tentang bilangan irasional.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka
rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a.
Apa pengertian
bilangan irrasional
b.
Bagaimana
sejarah timbulnya bilangan irrasional
c.
Siapa saja
tokoh-tokoh bilangan irrasional
d.
Bagaimana
pembuktian bilangan irrasional
1.3
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,
maka tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
a.
Untuk mengetahui
pengertian bilangan irrasional
b.
Untuk mengetahui
sejarah timbulnya bilangan irrasional
c.
Untuk mengetahui
tokoh-tokoh bilangan irrasional
d.
Untuk mengetahui
pembuktian bilangan irrasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bilangan Irrasional
Dalam matematika, bilangan
irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil
baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa
dinyatakan sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh yang paling populer dari
bilangan irasional ini adalah bilangan π,
, dan bilangan e.

1. Bilangan π sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih 3.14,
tetapi
=
3,1415926535.... atau
= 3,14159
26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510...
2. Untuk bilangan
:

=
1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421
35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694 80731 76679 73798..
3. dan untuk bilangan e: = 2,7182818....
2.2
Sejarah Bilangan Irrasional
Sekitar
400 SM, keirasionalan dari
rasio tersebut diakui. bukti-bukti keberadaan bilangan
irasional biasanya dihubungkan dengan
Pythagoras , lebih khususnya kepada Hippasus dari Metapontum yang
terkenal juga sebagai penemu pembangunan dodecahendron
biasa, dan juga yang menghasilkan (geometri paling memungkinkan) bukti irasionalitas dari akar kuadrat dari 2 . Sampai
pada saat penemuan hippasus, para pitagorean mengajarkan bahwa semua bilangan
bisa digambarkan sebagai perbandingan
dari bilangan bulat. Walaupun hasil penemuannya valid, para pitagorean
menganggapnya sebagai penyimpangan agama dan mereka mengucilkan bahkan membunuh
hippasus.
Para
Pitagorean adalah masyarakat yang keras dan semua penemuan yang ada ditujukan
secara langsung untuk menhargai mereka, bukan individu yang bertanggung jawab
atas penemuan mereka. Para Pitagorean sangat tertutup dan rahasia. Mereka
besumpah untuk memastikan semua penemuannya untuk masyarakat pitagorean. Mereka
mempertimbangkan bahwa seluruh bilangan menjadi Tuhan mereka, dan semua jumlah
diterangkan oleh seluruh bilangan dan rasio mereka. Suatu kejadian yang terjadi
akan merubah inti dari kepercayaan mereka. Sampai pada saat Pitagorean Hippasus
yang telah menemukan bahwa diagonal dari suatu persegi yang sisinya satu satuan
unit tidak bisa ditunjukan sebagai keseluruhan bilangan atau sebuah rasio. Oleh
karena itu, Teorema Pitagoras yang menjadi awal kepercayaan mereka telah
dihancurkan. Dengan demikian, tentu saja mereka tidak ingin penemuan Hippasus
tersebut terungkap dan menghancurkan kebanggan mereka dan inti dari kepercayaan
mereka.
Di
dalam matematika, bilangan
irasional
adalah sembarang bilangan real yang bukan bilangan rasional. Yaitu bilangan
yang tidak bisa dituliskan kedalam bentuk pecahan
, dengan m dan n adalah bilangan bulat, dan n
tidak sama dengan nol. Hal ini bisa disimpulkan bahwa mereka juga tak bisa
mewakili sebagai bilangan yang berakhir atau desimal berulang.

Cerita berlanjut, Hippasus menemukan bilangan irasional
ketika mencoba untuk membuat akar kuadrat dari 2 menjadi pecahan. Namun Pythagoras percaya
pada kemutlakan angka, dan tidak bisa menerima keberadaan bilangan irasional. Pitagoras
megajarkan bahwa semua bilangan bisa dibuat ke dalam bentuk perbandingan
bilangan – bilangan bulat, dan konon katanya penemuan tentang bilangan
irrasional telah mengagetkan mereka. Bagaimanapun juga, keterangan yang
berkaitan tentang penemuan Hippasus cukup membingungkan. Hipasus selalu
mengatakan bahwa pengetahuan tentang bilangan irrasional berasal di dalam sekolah
Pitagorean, dan anggotanya yang pertama kali membocorkan rahasia tersebut di
binasakan dengan cara ditenggelamkan. Phitagoras tidak bisa menyangkal keberadaan bilangan
irrasional melalui logika, tetapi ia tidak bisa menerima bilangan irasional.
Lamblichus
memberikan serangkaian cerita yang tidak tetap. Dalam sebuah cerita ada yang
menjelaskan bagaimana seorang Pitagorean selalu meniadakan tentang rahasia dari
kealamian bilangan irrasional. Tapi kemudian disebutkan bahwa sang legenda Pitagorean
yang ditenggelamkan ke laut karena telah memberitahukan pembangunan dodecahedron tetap di dalam sphere. Di dalam cerita yang lain telah
diceritakan bahwa Hippasus lah yang telah ditenggelamkan ke dalam laut karena
mengkhianati pembangunan dodecahedron dan
mengambil penghargaan atas pembangunan ini untuk dirinya sendiri. Tapi di dalam
cerita lain juga diberitahukan bahwa hukuman yang sama diberikan kepada
Pitagorean yang membocorkan pengetahuan tentang bilangan Irrasional. Lamblichus dengan jelas mengatakan bahwa
ditenggelamkan di laut merupakan hukuman dari Tuhan atas sikap yang tak
beriman.
Cerita-crita
ini pada umumnya diambil secara bersamaan dan menganggap penemuan bilangan
irrasional berasal dari Hipppasus, tapi benar atau tidaknya belum diketahui
secara pasti. Pada dasarnya, cerita-cerita tersebut bisa dikombinasikan,
semenjak kemungkinan untuk menemukan bilangan irrasional ketika membangun dodecahedron.
Keirasionalan, oleh pendekatan pengurangan ketakhinggaan, bisa dengan mudah
terlihat di Perbandingan Emas dari segilima beraturan.
Beberapa
ilmuwan modern lebih suka menghargai hippasus dengan penemuan keirasionalan √2.
Plato didalam Theaetetus
nya menjelaskan bagaimana Theodorus dari
Cyrene
(abad 400 SM) membuktikan keirasionalan dari
√3, √5, dan seterusnya sampai ke √17, yang mengimplikasikan bahwa
matematikawan terdahulu telah membuktikan keirasionalan dari √2.
Seperti
halnya Plato, Aristoteles dari Stagira (322-384 SM)juga bergelut dalam
masalah-masalah dasar matematika, tetapi dia mengalami hal yang sedikit tidak
biasa dengan penelitiannya pada waktu itu. Sebuah pembuktian sederhana dari
keirasionalan √2 ditandai oleh
Aristoteles, dan itu merupakan kumpulan dari dalil yang ditambahkan pada bagian
akhir dari buku Euclid yang ke-10, yang mengesankan bahwa pembuktiannya
benar-benar kuno. Pembuktiannya merupakan salah satu pembuktian melalui
kontradiksi, dan metodenya adalah untuk menunjukkan bahwa, jika diagonal dari
sebuah persegi berbanding dengan sisinya, maka bilangan yang sama haruslah
keduanya ganjil dan genap.
Ditangan
penulis modern kombinasi dari ketidakjelasan cerita kuno ini dan tebakan yang
modern terkadang berkembang menjadi cerita yang jauh lebih jelas dan penuh
warna. Beberapa penulis mengatakan bahwa hippasus membuat penemuan ini ketika
sedang berada diatas papan perahu, karena hasil dari penemuannya teman sekapal
pitagoreannya melemparkan dia ke luar kapal; sedangkan penulis lainnya
mengatakan bahwa Pitagoras melakukannya sendiri “atas rasa malunya yang kekal”
menghukum Hippasus sampai meninggal karena tenggelam, untuk menunjukan bahwa “√2 adalah bilangan irasional”.
Pada abad ketujuh belas,
matematikawan umumnya menggunakan pecahan desimal dengan notasi modern. Ini
bukan, bagaimanapun, sampai abad kesembilan belas yang matematikawan
irrationals dipisahkan menjadi bagian-bagian aljabar dan transendental, dan
sekali lagi melakukan studi ilmiah tentang irrationals. Fraksi Lanjutan,
terkait erat dengan bilangan irasional (dan karena Cataldi, 1613), mendapat
perhatian dari Euler , dan pada pembukaan abad kesembilan belas membawa kekaguman
melalui tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange . Kontribusi penting lainnya
telah dibuat oleh Druckenmüller (1837), Kunze (1857), Lemke (1870), dan Gunther
(1872). Ramus (1855) pertama menghubungkan subjek dengan penentu , yang
dihasilkan, dengan kontribusi berikutnya Heine, Möbius , dan Gunther, dalam
teori Kettenbruchdeterminanten. Dirichlet juga ditambahkan ke dalam teori umum,
seperti yang banyak kontributor terhadap aplikasi subjek.
2.3
Tokoh-tokoh
a.
Hippasus
Hippasus
berasal dari kota Metapontum.
Karena ia merupakan anggota sekolah aliran Phytagoras, berarti ia juga pernah
tinggal di Kroton.
Ia hidup dan berkarya pada abad ke-5 SM, yakni sebelum sekolah aliran
Phytagoras ditutup. Selain itu, diketahui juga bahwa ia hidup sezaman dengan Philolaos
sehingga diperkirakan ia berkarya sekitar tahun 470 SM.
Menurut
sebuah legenda dari sumber-sumber kuno, Hippasus dihukum mati dengan
ditenggelamkan di laut oleh para pemimpin aliran Phytagoras karena dianggap
sebagai pemberontak. Sebelum penemuan Hippasos, Pythagoras dan pengikutnya
menganggap bahwa semua bilangan bersifat rasional,
atau dapat dinyatakan dalam perbandingan
bilangan bulat.
Namun, dengan menggunakan reductio ad absurdum
(pembuktian melalui kontradiksi) terbukti bahwa
adalah
bilangan irasional. Pythagoras tidak dapat membantah pembuktian Hipassus, namun
bilangan irasional bertentangan dengan filosofi
yang dianut Pythagoras. Phytagoras tidak mau mengakui kesalahan filosofinya,
dan menuduh Hippasus sebagai penganut ajaran
sesat. Hipassus akhirnya dihukum
mati dengan cara ditenggelamkan.

b.
Plato
Plato adalah seorang tokoh dunia, filsuf Yunani klasik yang sangat
berpengaruh, Ia murid Socrates, guru dari Aristoteles, seorang penulis produktif, dan
pendiri Akademi Athena. Ia adalah pelopor filosof politik Barat dan sekaligus
dedengkot pemikiran etika dan metafisika. Pendapat-pendapatnya di bidang ini
sudah terbaca luas lebih dari 2300 tahun. Plato, seorang philodorian, kuliah
secara intensif di Akademi, dan banyak menulis tentang masalah filsafat. Eksistensinya
bertahan melalui tulisan populernya yang dipertahankan dalam berbagai
manuskrip, disunting dalam berbagai edisi dan terjemahan. Tulisan Plato
berjudul corpus hampir seluruhnya berupa dialog, epigram dan huruf. Plato lahir
di Athena sekitar tahun 427 SM, dari keluarga bangsawan cukup terkenal. Ayahnya
bernama Ariston dan ibunya Perictione. Nenek moyang Plato, Glaucon, adalah
salah satu bangsawan paling terkenal di Athena. Nama asli Plato adalah
"Aristocles" yang mendapat julukan Plato, yang berarti pegulat.
Julukan ini mungkin berasal dari postur tubuhnya yang cocok menjadi atlet
gulat.
Sebagai seorang pemuda Plato
memiliki ambisi politik, tetapi ia kecewa terhadap sikap dan perilaku para
pemimpin politik di Athena. Dia akhirnya menjadi murid Socrates, belajar
filosofi dasar dan gaya dialektis dari perdebatan: mengejar kebenaran melalui
pertanyaan, jawaban, dan pertanyaan tambahan. Tahun 399 SM, Socrates diseret ke
pengadilan dengan tuduhan tak berdasar yaitu merusak akhlak generasi muda
Athena. Socrates dihukum mati. Hal ini membuat plato sangat membenci
pemerintahan demokratis. Plato menyaksikan kematian Socrates di tangan
demokrasi Athena pada 399 SM. Mungkin takut untuk keamanan sendiri, ia
meninggalkan Athena untuk sementara waktu dan melakukan perjalanan ke Italia,
Sisilia, dan Mesir.
Pada tahun 387 Plato kembali ke
Athena dan mendirikan Akademi, lembaga pendidikan yang sering digambarkan
sebagai universitas pertama di Eropa. Sebuah akademi yang berjalan lebih dari
900 tahun yang memperkenalkan kurikulum yang komprehensif, termasuk mata
pelajaran seperti astronomi, biologi, matematika, teori politik, dan filsafat.
Aristoteles adalah mahasiswa Akademi paling menonjol. Tulisan-tulisan Plato
banyak berupa dialog; ide-ide filsafat yang canggih. Pengumpulan karya Plato
yang paling awal terdiri 35 dialog dan 13 huruf. Keaslian dari beberapa dialog
dan sebagian besar tulisannya hingga kini masih diperdebatkan. Plato
menghabiskan sisa umurnya yang empat puluh tahun di Athena, mengajar dan
menulis tentang filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, yang jadi murid
akademi di umur tujuh belas tahun sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak
umur enam puluh tahun. Ia meninggal pada sekitar usia 80 di Athena pada 348
atau 347 SM.
Plato menulis tak kurang dari tiga
puluh enam buku, kebanyakan menyangkut masalah politik dan etika selain
metafisika dan teologi. Karya Plato yang paling terkenal tertuls dalam buku
yang berjudul Republik. Buku ini berisi gagasan Plato mengenai pemerintahan
yang paling ideal. Menurut Plato pemerintahan yang baik seharusnya dipegang
oleh Aristokrat, yaitu seorang pemimpin terbaik terbijak dan orang pilihan dari
suatu Negara. Pemilihan pemimpin sebaiknya tidak melalui pemungutan suara,
tetapi melalui proses keputusan bersama yang ditetapkan oleh guardian. Guardian
sendiri berarti kumpulan para penguasa dan pemimpin masyarakat. Plato
mengajarkan bahwa bagi semua orang, baik lelaki atau perempuan seharusnya
memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin, sehingga ia filosof pertama yang
mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang jenis kelamin. Untuk
membuktikan persamaan pemberian kesempatannya, Plato menganjurkan agar
pertumbuhan dan pendidikan anak-anak dikelola oleh negara. Anak-anak
pertama-tama harus memperoleh pendidikan yang layak. Republik terbaca luas
selama berabad-abad. Tetapi sistem politik yang dianjurkan didalamnya belum
pernah dipraktekkan sebagai model pemerintahan di Negara manapun. Selama masa
antara jaman Plato hingga kini, umumnya negara-negara Eropa menganut sistem
kerajaan. Di abad-abad belakangan ini beberapa negara menganut bentuk
pemerintah demokratis. Ada juga yang menganut sistem pemerintahan militer, atau
di bawah tiran totaliterisme seperti Hitler dan Mussolini. Tak satu pun
pemerintahan-pemerintahan ini punya kemiripan dengan republik ideal Plato.
Teori Plato tak pernah jadi anutan partai politik mana pun, atau jadi basis
gerakan politik seperti halnya terjadi pada ajaran-ajaran Karl Marx.
2.4 Pembuktian
Bilangan Irrasional
Dasar
dari banyaknya kasus khusus, dan yang berlaku
umum untuk sisi miring segitiga, harus dianggap sebagai
prestasi dari sekolah italia, sekumpulan segitiga siku-siku dibangun, yang sisi-sisinya adalah bilangan bulat, yaitu:
(n menjadi
ganjil). Harapan untuk
dapat "merasionalisasi" setiap segitiga dengan cara ini terbukti salah. Perkiraan rasio
antara diagonal dan sisi-sisi
lainnya, yaitu √
2:1, dengan pecahan
1/1, 3/2, 7/5,
17/12, dll. cenderung mendekati √ 2
yang lebih tepat dari
kedua sisi (nomor menghasilkan dapat diperoleh dari identitas geometris dengan mudah terbukti.


Dengan menunjukan keberadaan perbandingan lurus
irrasional, Arithmetica universalis
terpecahkan oleh Eudoxus dari Cnidus (408?-355? S.M) meskipun meneruskan
pendalaman ide dari Anaxagoras yang jenius dalam teori geometri perbandingan yang merupakan kasus
spesial yang telah bertahan lama. Dia memulai dari aksioma pengukuran (hubungan
timbal dua jarak dapat terjadi semata-mata jika perkalian terkecil dari
keduanya lebih besar dari salah satunya) dan dengan cara yang sama dua
perbandingan a : b dan c : d terjadi jika m dan n dua bilangan
prima satu sama lain maka hubungan ma
nb atau ma
nb akan menyebabkan mc
nd atau mc
nd.
Pendekatan yang sama dipakai oleh Eudoxus dengan pertimbangan yang tidak cukup
kecil yang memungkinkan ahli matematika menenerima usulannya. Diberikan perbandingan daerah
lingkaran f dengan kuadrat diameternya,
(tercatat pada Euclids Elements, XII, 2).
Diberikan juga dua lingkaran homolog yaitu f
dan
yang memili keteraturan polygon yang sama satu
sama lain
berturut-turut kita temukan bahwa
.
Jika
tidak sebanding dengan dengan
misal
,
(
menandakan daerah yang tidak lebih dari
)
yang memungkinkan sampai kepada penggandaan sudut, dengan
maka
bertentangan dengan konstruksi sebenarnya.
Dengan cara yang sama terbukti bahwa
salah. Maka yang mungkin benar hanya
.
Eudoxus menerapkan cara yang sama untuk menunjukan perbandingan volume dari
permukaan bola dengan kubus dari diameter dan cara yang benar juga dari
Democritus untuk menentukan volume pyramid. Untuk menambah kekayaan dua
geometris Dia menggunakan dua kurva yang lebih tinggi (tidak dijelaskan lebih
mendalam) dan mungkin konstruksi geometri-mekanik menggunakan dua sudut
siku-siku yang diteruskan penerusnya yang disebut “Platonic”. Permasalahan yang
nyata dari pergerakan planet membawanya kepada perpotongan kurva pada tabung,
yaitu
+
,
dengan tangent permukaanya,
+
Dia mengatakan telah menuliskan pada buku teks
pertamanya steriometri.





















Inti permasalahannya:
Ini
merupakan pembuktian kontradiktif dari keberadaan bilangan irrasional dengan
menggunakan perbandingan lurus geometri pada dua lingkaran, yaitu f dan f’ dan polygonnya yaitu
(n
bilangan bulat yang menunjukan jenis polygon) yang memenuhi
. Suatu bilangan irrasional ada jika memenuhi
perbandingan
.
Jika
tidak sebanding dengan dengan
, misal
,
(
menandakan daerah yang tidak lebih dari
)
yang memungkinkan sampai kepada penggandaan sudut, dengan
maka
bertentangan dengan konstruksi sebenarnya.
Dengan cara yang sama terbukti bahwa
salah. Maka yang mungkin benar hanya
.












Pembuktian
lain ke irasionalan √2
Pembuktian dengan menggunakan kontradiksi
membuktikan ke irasionalan √2 sebagai berikut:
1. Ambil sebarang segitiga siku-siku
yang sisi-sisi pendeknya adalah 1 satuan panjang. Berdasarkan teorema
pitagoras, diagonalnya adalah √2
2. Andaikan bahwa √2 adalah
perbandingan antara dua bilangan asli, 

3. Andaikan
telah dikurangi oleh
bentuk pecahan terkecil dari bentuk pembagian

4. Hal itu berarti m dan n keduanya
adalah ganjil, atau m adalah ganjil atau n genap, atau m adalah genap, dan s adalah ganjil
(kalau tidak, kita harus mengurangi
bahkan selanjutnya
oleh pembagian kedua bilangan oleh 2)

Kedua
sisi persegi dari
, sehingga 


5. Kemudian 2n2=m2
sehingga m2 adalah genap, oleh karena itu m haruslah genap
6. Jika m genap, maka m = 2x, dengan x
sebarang bilangan asli yang lain
7. Jika di kuadratkan, hasilnya adalah
m2=4x2=2n2
8. Dengan begitu n2=2x2 ,
dan oleh karena itu n2 adalah
genap, hal ini berarti bahwa n adalah bilangan asli dan harus genap
9. Jadi kita telah mencapai kontradiksi
: walaupun kita mengasumsikan bahwa m dan n tak bisa keduanya genap, tapi mereka tetap
genap. Oleh karena itu berdasarkan pembuktian diatas
tidak bisa dibentuk sebagai perbandingan dua
buah bilangan asli, oleh karena itu dia haruslah berada di himpunan bilangan
yang lainnya.

BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan diatas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil baginya tidak pernah
berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa dinyatakan sebagai a/b,
dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol.
2. Sekitar
400 SM, irasionalitas
dari rasio tersebut diakui. bukti-bukti keberadaan bilangan
irasional biasanya dihubungkan dengan
Pythagoras , lebih khususnya kepada Hippasus dari Metapontum yang
terkenal juga sebagai penemu pembangunan dodecahendron
biasa, dan juga yang menghasilkan (paling mungkin geometri) bukti
irasionalitas dari akar kuadrat dari 2 .
3. Beberapa tokoh penemu bilangan irrasional adalah
Hippasus, Plato, dan Theodorus.
4. Pembuktian bilangan irrasional dapat dilakukan dengan
kontrdiktif pada bangun geometri
DAFTAR
PUSTAKA
Prof.Drs.J.Sitorus, Pengantar Sejarah
dan Pembaharuan Pengajaran Matematika di Sekolah, Tarsito, Bandung : 1990.
http://www.biografitokohdunia.com/2011/03/biografi-plato.html
[ 16 maret 2012 ]
http://www.wikipedia.com
[ 12 maret 2012 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar