Rabu, 22 Mei 2013

DARI BENCI JADI CINTA MATEMATIKA

           Jika mendengar kata MATEMATIKA, orang akan langsung terbayang rumus-rumus trigonometri, logaritma atau berbagai perhitungan rumit lainnya. Memang, selama ini image MATEMATIKA selalu dihubungkan dengan pelajaran yang rumit, memusingkan dan membosankan. Sehingga mayoritas siswa pun sangat “membenci” MATEMATIKA. Jika hal ini berlangsung terus-menerus maka akan menimulkan efek yang tidak baik terhadap perkembangan matematika dan siswa itu sendiri. Karena siswa akn menjadi malas mempelajari MATEMATIKA.
            Sebenarnya, terdapat berbagai cara untuk mengubah image MATEMATIKA menjadi pelajaran yang diCINTAi siswa. Kita hanya perlu menarik minat siswa untuk mengetahui MATEMATIKA lebih dalam. Ini memang bukanlah hal yang mudah, namun tidak mustahil untuk dilakukan. Ada beberapa langkah yang yang bisa kita lakukan, antara lain:
  •      Menggunakan alat peraga atau media yang sesuai dengan materi pembahasan
Media ataupun alat peraga akan sangat membantu pembelajaran karena dengan melihat “cara kerja” rumus-rumus secara langsung dengan alat peraga, siswa akan lebih lama menempel di otak mereka daripada hanya dengan mendengarkan “ceramah ” sang guru. Karena menurut beberapa ahli, seseorang akan mengingat  40% lebih banyak sesuatu yang ia lihat dibandingkan yang ia dengar.”I hear and I forget, I see and I remember”
  •     Membentuk kelompok belajar dengan kemampuan yang merata
Bentuklah kelompok-kelompokyang terdiri dari tiga sampai empat orang yang masing-masing anggotanya memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Hal ini harus dilakukan agar siswa yang kemampuannya lebih tinggi akan bisa membantu menjelaskan materi kepada yang belum paham. Selain itu, siswa yang “kurang” tersebut akan termotivasi melihat rekan sekelompoknya sehingga ia akan tertantang untuk menjadi lebih baik.

  •     Memancing dan memfasilitasi siswa untuk menemukan rumusnya sendiri
Dalam mengajar, kita perlu mengajak siswa untuk “menemukan” sendiri rumus-rumus MATEMATIKA menggunakan rumus dasar yang ia ketahui sebelumnya. Misalnya dalam materi perkalian sinus dan cosinus, siswa bisa diarahkan untuk mencari rumus tersebut dengan menggunaka rumus penjumlahan dan selisih trigonometry. Dengan demikian, siswa akan lebih mengingatnya karena dia sendirilah yang “menyusun”nya . “I do and I understand”
  •    Menghubungkan materi yang diperolah dengan kehidupan sehari-hari
“Apa sih gunanya MATEMATIKA?”. Pertanyaan itu seringkali terlontar dari mulut siswa. Mereka malas belajar matematika karena menganggap matematika itu TIDAK BERGUNA. Sebagai pengajar, kita perlu mengubah paradigma ini. Kita bisa memberi contoh betapa bergunanya matematika untuk pemrogaman aplikasi komputer, merencanakan pengeluaran negara, membangun bangunan-bangunan bersejarah (seperti Menara Eiffell dan piramida Mesir) bahkan untuk menhitung jarak bumi ke planet-planet lain di galaksi ini. Dengan memberikan contoh langsung mungkin akan lebih mengena pada siswa.
  •     Sisipi pembelajaran dengan materi tambahan tentang keajaiban MATEMATIKA
Untuk menghindari kejenuhan siswa, sisipilah pembelajaran denga pengetahuan tambahan tentang keajaiban  MATEMATIKA. Selain itu, hal ini juga bisa menambah ketertarikan dan motivasi siswa untuk mengkaji MATEMATIKA lebih mendalam. Mereka akan bertanya-tanya, “kog bisa gitu?, darimana asalnya sih?”, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang akan menuntun mereka untuk menemukan rahasia-rahasia MATEMATIKA yang lainnya. Setelah siswa tahu keajaiban MATEMATIKA, ia akan menunjukkannya kepada keluarga atau pun teman-teman mereka. Dengan begitu, mereka akan menjadi lebih paham dan merasa memiliki keahlian dalam MATEMATIKA lalu lama-kelamaan akan menyukainya.

  •     5S(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Sabar, Semangat)
Guru MATEMATIKA biasanya dicap sebagai guru KILLER karena sering marah-marah jika siswanya tidak bisa mengerjakan soal dengan benar. Bagaimana mungkin siswa bisa menerima pembelajaran dengan baik jika si siswa ketakutan melihat guru MATEMATIKAnya.  Mulailah pembelajaran dengan tersenyum semanis mungkin agar mood siswa juga menjadi sumringah. Sapalah siswa kita dengan salam yang ramah dan sopan.
Bersabarlah menghadapi siswa yang “lambat” memahami materi. Bimbinglah mereka dengan penuh kesabaran agar mereka tidak mudah menyerah. Jangan marahi siswa jika ia tidak mengerjakan soal dengan benar karena hal itu hanya akan membuat siswa membenci MATEMATIKA sehingga ia tidak akan berusaha untuk memahaminya.
Sebisa mungkin, usahakan agar kita selalu bersemangat dalam mengajarkan MATEMATIKA. Seperti pepatah yang mengatakan “guru kencing berdiri, murid kencing lari”. Jika kita tidak bersemangat maka siswa pun akan lebih tidak bersemangat lagi. Dengan semangat, kita akan menyebarkan energi positif kepada siswa kita untuk lebih bersemagat lagi mempelajari MATEMATIKA. Semangati mereka untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
            Sebagai pengajar kita harus menanamkan pada diri kita Jangan pernah menilai keberhasilan pembelajaran hanya dengan nilai semata. Jangan menyerah untuk membuat siswa menyukai MATEMATIKA karena itulah kunci agar siswa lebih memahami esensi MATEMATIKA dan bahkan mereka akan tertarik untuk mengkaji dan mengembangkan MATEMATIKA lebih jauh lagi. Buatkah MATEMATIKA menjadi pelajaran yang menyenangkan, bukan menyeramkan.

SALAM CINTA MATEMATIKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar